Laman

Senin, 23 Agustus 2010

godaan puasa

Godaan Puasa

Sebagai Pola Hidup Sehat

Begitu beruntungnya kita yang tinggal di daerah yang amat menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Bagaimana tidak, pemerintah pun sampai memiliki kebijakan untuk meminta para penjual makanan dan minuman yang buka di waktu puasa seperti pada waktu siang hari agar menutup area makannya.

Namun apa itu cukup membuat kita untuk tidak tergoda dengan makanan dan minuman? Pastinya belum tentu! Karena godaan seperti itu ternyata masih bisa muncul juga meski kita tidak sedang berhadapan dengan makanan atau bahkan tempat makan secara langsung.

Kondisinya bisa bermacam-macam. Bisa saja ketika Anda sedang berkumpul bersama teman kemudian pembicaraan pun beralih ke soal makanan yang Anda inginkan saat berbuka nanti, melihat brosur penawaran makanan dan minuman, atau masalah alami ketika memang Anda merasakan haus dan lapar.

Jadinya, puasa pun kemudian lebih menjadi sekedar kewajiban untuk menahan lapar dan haus. Bukan sebagai ibadah yang seharusnya. Rasa kesal dan tidak ikhlas pun kemungkinan muncul dalam diri Anda, “Kenapa sih harus ada puasa?!”

Nah lho, kok jadinya tidak ikhlas ya? Sampai-sampai yang parahnya, ada juga orang yang mencoba menjaga image alias jaim di depan rekan kerja atau tetangga dengan memperlihatkan diri tidak makan dan minum. Padahal…

Daripada capek bersikap pura-pura atau tidak ikhlas, sebetulnya banyak lho manfaat puasa yang bisa kita dapatkan asalkan kita tahu apa saja manfaatnya. Mulai dari ajang diet untuk menguruskan badan, detoksifikasi untuk menghilangkan racun dalam tubuh, sampai menyembuhkan penyakit seperti maag pun bisa asalkan puasa dilakukan dengan cara yang benar.

Masalahnya sekarang tergantung dari diri kita sendiri. Sanggupkah kita menahan godaan nafsu kita sendiri yang sebetulnya muncul dari kebiasaan kita sehari-hari? Hal sepele saja, “Wah, hujan-hujan begini paling enak sebetulnya minum kopi susu nih?” Meski hanya sekedar celutukan, bila kita benar-benar tidak kuat, bisa lewat juga akhirnya puasa kita hari itu.

Belum lagi menghadapi gaya bercanda beberapa rekan kerja yang terkadang menggoda dengan mengiming-imingi makanan atau minuman yang kita suka ketika rekan kerja kita tersebut sedang mengalami halangan bulanan untuk puasa.

Jadi ketika godaan-godaan tersebut datang menggelitik iman kita, coba lah untuk lebih berpegang teguh kepada manfaat yang bisa kita dapatkan ketika kita benar-benar menjalankan puasa. Selain itu jika puasa kita benar-benar dilakukan dengan ikhlas, rasa lapar dan haus itu pun tidak akan terasa mendera.

Tentunya untuk menyiasati lapar dan haus ketika puasa, selain tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu melelahkan, suplailah kebutuhan tubuh yang mencukupi ketika sahur. Jika itu dilakukan, godaan rasa haus dan lapar pun tidak akan menjadi masalah utama bagi Anda. (ika)

Obatnya Ada pada Air

Memang bisa dibilang merepotkan juga ketika kita sebagai wanita mengalami masa-masa menjelang menstruasi. Karena, kadar emosi kita kerap berada dalam posisi tidak stabil. Jadi bila biasanya kita mengalami masalah sedikit saja yang biasanya bisa dengan mudah kita hadapi, maka di masa sebelum menstruasi, hal sedikit saja bisa menyulut emosi kita.

Pilihan untuk menenangkan diri atau menjauhkan diri dari sumber emosi biasanya kerap dipilih untuk meredam rasa tidak mengenakkan itu sendiri. Itu juga yang menjadi pilihan Dewi dan Intan yang kini sedang meniti karir di Southlinks.

Dalam ajaran Islam sendiri diajarkan bahwasanya untuk meredam emosi, kita bisa menyentuh air dan kemudian berwudhu. Maka ketika rasa marah, sedih, kesal hinggap di hati kita, sentuh saja air untuk berwudhu.

Tak hanya untuk urusan marah, air pun berkhasiat untuk mengusir rasa kantuk yang kadang datang ketika kita sedang membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi saat beraktivitas. (ika)

Ingat Obrolan Positif

Stempel yang melekat pada kaum hawa adalah kerap diidentikkan dengan kegiatan menggosip. Entah mengapa, aktivitas yang satu ini memang sering terasa mengasyikkan untuk dilakukan. Tak hanya untuk mengisi waktu luang, menggosip atau membicarakan orang lain kerap tanpa disadari bisa menyita waktu aktivitas saat bekerja.

Membicarakan orang lain yang terkadang lebih menjurus kepada pembicaraan akan hal-hal yang kurang mengenakkan terkadang dianggap sebagai sebuah cara untuk melampiaskan ketidakpuasan akan sesuatu. Daripada diungkapkan secara langsung kepada orang yang bersangkutan, maka menbicarakannya dengan orang lain lebih dipilih sebagai jalan keluarnya.

Tak hanya melalui ajang bergosip yang dilakukan secara langsung dengan orang lain, mengobrol melalui jalan maya atau chatting juga kerap dilakukan oleh beberapa wanita di kala waktu kerja.

Dibandingkan menahan lapar dan haus, aktivitas satu ini memang sering kurang dapat dikendalikan. Apalagi jika kebanyakan hal tersebut terjadi karena faktor kebiasaan yang kurang disadari.

Maka untuk menahan aktivitas tersebut agar tidak mengganggu jalannya puasa ramadan, pengendalian dari diri sendirilah utamanya yang diperlukan. Alihkan saja konsentrasi atau keinginan untuk melakukan aktivitas tersebut dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. Misalnya saja dengan mendengarkan musik atau membaca tulisan yang bermanfaat.

Selebihnya, cobalah buat kesepakatan dengan teman-teman baik itu di lingkungan kerja atau dengan siapapun untuk saling mengingatkan agar tidak melakukannya atau mengalihkan pembicaraan dengan hal-hal yang positif. Pilihan untuk saling mengingatkan ini sangat memungkinkan kita untuk bisa saling mengontrol baik diri sendiri maupun secara tidak langsung orang-orang di sekitar kita. (ika)

Langsung Elus Dada Istighfar

Endang Setiyobudiati, Guest Relation Officer Southlinks

Beberapa hari ketika awal puasa memang terkadag kita harus membiasakan diri dengan pola hidup tertentu. Tentu saja yang utama adalah tidak bisa lagi sembarangan untuk makan dan minum ketika di waktu puasa.

Membiasakan kebiasaan baru itulah yang menjadi pengalaman unik bagi Endang. Terutama di awal-awal puasa, Endang kerap sering bergerak reflek untuk berpikir mengambil air minum ketika merasa haus.

“Kalau lapar sih nggak jadi godaan besar. Tapi kadang kalau haus sering reflek kepikiran, aduh haus mau ambil minum, eh, kan puasa ya,” cerita Endang.

Godaan lain yang dialami Endang adalah terutama ketika melewati hari-hari menjelang haid. Seperti wanita pada umumnya, Endang pun kerap merasakan emosinya yang menjadi tidak stabil.

“Kalau pas begitu jadi sering cepat marah. Tapi kalau pas mau marah, aku ingat, terus langsung elus dada nahan marah sambil baca istighfar,” aku Endang.

Tak hanya ketika puasa, wanita yang juga kerap membaca buku-buku Islami ini pun kerap sering membaca dan meminjamkan buku-buku miliknya terutama yang berbau Islami. Dan selama puasa ini, Endang pun kerap memanjakan dirinya dengan membaca buku La Tahzan yang menjadi favoritnya.

“Bagus itu bukunya apalagi dibaca pas puasa. Jadi buku wajib deh,” imbuh Endang. (ika)

Jauhkan Diri dari Sumber Marah

Dewi Riwayatun Muslimah, Front Office Admin

Bagi Dewi, bukan makanan atau minuman yang dianggap menjadi godaan baginya ketika sedang menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi emosinya ketika marah terhadap sesuatu lah yang dianggapnya bisa menjadi godaan pengganggu.

“Kalau saya biasanya memilih menjauhkan sumber marah itu dari saya. Misalnya kalau di rumah, ya anak saya saya minta pergi jauh dulu. Kalau teman, saya milih untuk ngejauh dulu saja,” ujar Dewi.

Untuk lebih mengendalikan diri selama puasa, Dewi pun memiliki beberapa kiat yang kerap dilakukannya. Misalnya memilih lebih banyak diam untuk menghindari aktivitas yang mengganggu puasa.

“Takutnya nanti kebawa gosip. Selain itu saya juga milih lebih banyak baca buku-buku Islami. Misalnya seperti membaca La Tahzan,” aku Dewi.

Sementara untuk puasa kali ini, Dewi mengaku ketika di awal puasa kemarin mengalami hal yang kurang mengenakkan. Ceritanya, ia mengalami kondisi perut yang kurang nyaman dan terasa seperti maag.

“Kemarin itu sempat juga kepikiran, apa batalin saja ya. Soalnya rasanya sakit banget. Tapi untungnya kemarin nggak jadi dan alhamdulillah bisa jalan puasanya,” cerita Dewi. (ika)

Capek Layani Customer Genit

Intan Kurnia Sari, Golf Reservation

Jangankan di bulan ramadan. Di hari biasa saja, seseorang yang memiliki posisi berada di bagian front office atau yang berhubungan dengan bagian publik kerap harus menghadapi berbagai godaan.

Mulai dari menghadapi customer yang pemarah, banyak kemauan, sampai yang iseng. Itu juga yang harus dihadapi oleh Intan sebagai Golf Reservation. Ketika ditanya cobaan apa yang bisa dihadapinya ketika puasa, Intan langsung menyelutuk, “Melayani customer yang genit barangkali ya,” ujarnya.

Selebihnya, Intan mengaku godaan yang kerap dihadapinya ketika puasa ramadan adalah mengatur emosi yang kadang sesekali tidak teratur. Namun itu pun menurutnya dianggap tidak begitu mengganggu aktivitasnya sehari-hari dalam bekerja.

“Paling-paling kalau sedang nggak stabil, saya su

Tidak ada komentar:

Posting Komentar